BAB 4 PUSAT TANGGUNG JAWAB: PUSAT PENDAPATAN dan BIAYA
BAB 4
PUSAT TANGGUNG JAWAB: PUSAT PENDAPATAN dan BIAYA
Pusat Tanggung Jawab
Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang di pimpin oleh
seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan
hierarki. Pada tingkatan terendah adakah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran
kerja (workshift), dan unit organisasi kecil lainnya. Dari sudut pandang
manajer senior dan dewan direksi, perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat
tanggung jawab, meskipun istilah ini biasanya berkenan dengan unit-unit dalam
perusahaan.
1. Sifat Pusat Tanggung Jawab
Pusat tanggung jawab muncul guna mewujudkan satu atau lebih maksud,
yang disebut dengan cita-cita. Perusahaan secara keseluruhan memiliki
cita-cita, dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-cita
tersebut. Fungsi dari berbagai pusat tanggung jawab dalam perusahaan adalah
untuk mengimplementasikan strategi tersebut.
Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu puast tanggung jawab bisa saja kemudian diserahkan ke pusat tanggung jawab yang lain, dimana output tersebut kemudian menjadi input, atau bisa juga dilempar ke pasar sebagai output organisasi secara keseluruhan . Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dari proses penyediaan output.
Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu puast tanggung jawab bisa saja kemudian diserahkan ke pusat tanggung jawab yang lain, dimana output tersebut kemudian menjadi input, atau bisa juga dilempar ke pasar sebagai output organisasi secara keseluruhan . Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dari proses penyediaan output.
2. Hubungan antara Input dan
Output
Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan yang optimal
antara input dan output. Disejumlah pusat tanggung jawab, hubungan itu bersifat
timbal balik dan langsung, misalnya seperti departemen produksi , input bahan
baku menjadi bagian fisik dari barang jadi.
Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung
berkaitan dengan output yang dihasilkan. Biaya periklanan adalah input yang
ditujukan untuk meningkatkan hasil penjualan, namun karena penjualan juga
dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan.
3. Mengukur Input dan Output
Adalah lebih mudah untuk mengukur biaya input daripada untuk
menghitung nilai output. Sebagai contoh, pendapatan per tahun barangkali
merupakan alat ukur penting atas output suatu organisasi yang berorientasi pada
laba, akan tetapi angka itu tidak menyatakan seluruh kinerja organisasi selama
tahun tersebut. Input seperti aktivitas litbang, pelatihan sumber daya manusia
, periklanan dan promosi penjualan juga belum tentu mempengaruhi output di tahun
yang bersangkutan.
4. Efisiensi dan Efektivitas
Dalam banyak pusat tanggung jawab, efisiensi diukur dengan cara
membandingkan biaya aktual dengan standar, dimana biaya-biaya tersebut harus
dinyatakan dalam output yang diukur, tetapi metode ini mempunyai dua kelemahan
utama yaitu :
· Biaya yang
tercatat bukanlah tolak ukur atas sumber daya yang sebenarnya digunakan
· Standar pada
hakikatnya merupakan perkiraan tentang apa yang idealnya harus tercapai dalam
kondisi yang ada. Secara ringkas, suatu pusat tanggung jawab akan bersifat
efisien jika melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika
melakukan hal-hal yang tepat.
Peranan Laba
Tujuan utama dari setiap perusahaan yang berorientasi pada laba
adalah memperoleh laba yang memuaskan. Laba merupakan selisih antara pendapatan
dan biaya, laba juga merupakan ukuran efisieni. Dengan demikian, laba mengukur
baik efektivitas maupun efisiensi. Akan tetapi, ketika ukuran tersebut tidak
ada, adalah perlu dan bermanfaat untuk mengklasifikasikan ukuran kinerja
sebagai ukuran yang berkaitan dengan efektivitas dan yang berkaitan dengan
efisiensi. Sebagai contoh, bagaimana seseorang membandingkan antara seorang
perfeksionis, yang barangkali efektif tetapi tidak efisiens, dengan seorang manajer
yang hemat dengan menggunakan lebih sedikit input namun memproduksi output yang
kurang dari optimal.
5. Jenis-jenis Pusat Tanggung
Jawab
Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat
input dan / atau output moneter yang dikukur untuk tujuan pengendalian pusat
pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan pusat investasi. Masing-masing pusat
tanggung jawab tersebut membutuhkan perencanaan dan system pengendalian yang
berbeda.
2.2 Pusat Pendapatan
Pada umumnya , pusat pendapatan merupakan unit pemasaran/penjualan
yang tidak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung
jawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan.
Pusat Beban
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara
moneter, namun outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu :
pusat beban teknik dan pusat beban kebijakan. Biaya teknik adalah biaya–biaya
yang jumlahnya secara “tepat” dan “memadai” dapat diestimasikan dengan
keandalan yang wajar. Biaya kebijakan adalah biaya yang tidak tersedia estimasi
tekniknya. Pusat Beban Teknik Pusat beban teknik memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Input-inputnya dapat diukur
secara moneter.
2. Input-inputnya dapat diukur
secara fisik.
3. Jumlah dolar optimum dan
input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output dapat ditentukan.
Ditekankan bahwa pusat beban teknik mempunyai beberapa tugas
penting lainnya yang tidak diukur hanya dengan biaya saja, para pengawas
bertanggung jawab atas mutu produksi dan volume produksi serta efisiensi. Oleh
karena itu, jenis maupun volume produksinya ditentukan, dan standar kualitasnya
ditetapkan, sehingga biaya produksi tidak ditekan dengan mengorbankan mutu
produk.
Pusat Beban Kebijakan
Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administrative dan
pendukung , operasi litbang, dan hampir semua aktivitas pemasaran. Output dari
pusat biaya ini tidak bias diukur secara moneter.
Istilah kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen mengenai biaya optimum bersifat mendadak dan sembarang. Melainkan mencerminkan keputusan pihak manajemen berkaitan dengan kebijakan-kebijakan tertentu , akankah akan menyamai atau melampaui upaya-upaya pemasaran yang dilakukan oleh para pesaing, tingkat pelayanan yang harus diberikan perusahaan kepada para konsumen, dan jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam aktivitas litbang, perencanaan keuangan, hubungan masyarakat, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Disuatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya bukanlah ukuran efisiensi . Pada hakikatnya, hal tersebut hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input yang sesungguhny, serta tidak mencakup nilai output.
Istilah kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen mengenai biaya optimum bersifat mendadak dan sembarang. Melainkan mencerminkan keputusan pihak manajemen berkaitan dengan kebijakan-kebijakan tertentu , akankah akan menyamai atau melampaui upaya-upaya pemasaran yang dilakukan oleh para pesaing, tingkat pelayanan yang harus diberikan perusahaan kepada para konsumen, dan jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam aktivitas litbang, perencanaan keuangan, hubungan masyarakat, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Disuatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya bukanlah ukuran efisiensi . Pada hakikatnya, hal tersebut hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input yang sesungguhny, serta tidak mencakup nilai output.
Ciri-ciri Pengendalian Umum
Pada hakikatnya, pihak manajemen merumuskan anggaran pusat beban
kebijakan dengan menentukan besarnya pekerjaan yang harus diselesaikan.
Pekerjaan yang harus dilakukan oleh pusat beban kebijakan terbagi ke dalam dua
kategori umum: berkesinambungan dan bersifat khusus. Pekerjaan yang
berkesinambungan dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun, seperti
pembuatan laporan keuangan oleh kontroler perusahaan. Sementara pekerjaan
khusus adalah proyek “satu langkah” sebagai contoh, pengembangan penyusunan
sistem pembuatan anggaran laba dalam sebuah divisi baru.
Fungsi perencanaan bagi pusat pengeluaran yang tak direncanakan
biasanya dijalankan dalam satu di antara dua cara ini yaitu penganggaran
tambahan atau penilaian berbasis nol.
Anggaran incremental dalam model ini, tingkat biaya sekarang dari pusat beban kebijakan dipakai sebagai titik awalnya. Pembuatan anggaran incremental mempunyai dua kekurangan, pertama, tingkat pengeluaran yang ada dari pusat beban kebijakan, diterima dan tidak dikaji ulang selama proses pembuatan anggaran. Kedua, para manajer pusat beban ini biasanya ingin meningkatkan tingkat pelayanan dan dengan demikian cenderung meminta tambahan sumber daya, yang jika dibuat sebagai kasus yang kuat biasanya akan disediakan.
Tinjauan berdasarkan nol (zero-base review) suatu pendekatan pembuatan anggaran yang merupakan alternatif adalah membuat analisis menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali setiap lima tahun. Analisis tersebut sering disebut sebagai tinjauan berdasarkan nol.
Anggaran incremental dalam model ini, tingkat biaya sekarang dari pusat beban kebijakan dipakai sebagai titik awalnya. Pembuatan anggaran incremental mempunyai dua kekurangan, pertama, tingkat pengeluaran yang ada dari pusat beban kebijakan, diterima dan tidak dikaji ulang selama proses pembuatan anggaran. Kedua, para manajer pusat beban ini biasanya ingin meningkatkan tingkat pelayanan dan dengan demikian cenderung meminta tambahan sumber daya, yang jika dibuat sebagai kasus yang kuat biasanya akan disediakan.
Tinjauan berdasarkan nol (zero-base review) suatu pendekatan pembuatan anggaran yang merupakan alternatif adalah membuat analisis menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali setiap lima tahun. Analisis tersebut sering disebut sebagai tinjauan berdasarkan nol.
Jenis Pengendalian Keuangan
Tujuan utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk mengendalikan
biaya dengan mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam
perencanaan, bersama-sama mendiskusikan langkah apa yang akan diambil, dan
tingkat usaha yang bagaimana yang tepat untuk masing-masing. Dengan demikian,
dalam pusat beban kebijakan, pengendalian keuangan menjadi hal pokok yang dibahas
pada tahap perencanaan sebelum biaya tersebut terjadi.
Pengukuran Kinerja
Pekerjaan utama bagi seorang manajer pusat beban kebijakan adalah
untuk mencapai output yang diinginkan. Membelanjakan suatu jumlah yang “sesuai
dengan anggaran” untuk mengerjakan hal ini dianggap memuaskan. Jumlah melebihi
anggaran merupakan alas an untuk prihatin, sementara jumlah yang kurang dari
anggaran akan mengindikasikan bahwa pekerjaan belum selesai direncanakan. Dalam
pusat beban kebijakan, sebagai lawan dari pusat beban teknik, laporan keuangan
bukan merupakan suatu alat untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Pengendalian atas pengeluaran dapat dilaksanakan dengan mengharuskan adanya
persetujuan dari para atasan sebelum anggaran dilampaui. Terkadang presentase
tertentu dari kelebihan dapat diizinkan tanpa persetujuan tambahan.
Pusat Administratif dan Pendukung Permasalahan dalam Pengendalian
- Kesulitan
dalam pengukuran output. Karena output tidak dapat diukur, tidak mungkin untuk
menetapkan standar biaya sebagai tolok ukur untuk pengukuran kinerja keuangan.
Dengan demikian, varians anggaran tidak dapat diinterpretasikan sebagai
gambaran dari kinerja yang efisien atau tidak efisien.
- Tidak
Adanya Keselarasan Cita-cita. Umumnya, para manajer administrative berusaha
keras untuk mencapai keunggulan fungsional. Sekilas, keinginan tersebut akan
tampak selaras dengan cita-cita perusahaan. Tetapi pada kenyataanya hal
tersebut sebagian besar bergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan keunggulan.
Penyusunan Anggaran
Anggaran yang diajukan untuk pusat administrative maupun pusat
pendukung biasanya terdiri dari suatu daftar pos-pos beban, dengan usulan
anggaran dibandingkan dengan seluruh beban actual pada tahun berjalan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permasalahan dalam Pengendalian
- Kesulitan
dalam menggabungkan hasil yang diperoleh dengan input. Hasil dari aktivitas
penelitian dan pengembangan sangat sulit diukur kuantitasnya. Beberapa dengan
aktivitas administrasi, aktivitas litbang, biasanya mempunyai hasil setengah
berwujud dalam bentuk paten, produk-produk baru ataupun proses baru. Tetapi
kaitan antara output dengan input sangat sukar untuk dinilai per tahun karena
“produk” akhir dari litbang bisa melibatkan usaha selama bertahun-tahun.
- Tidak
adanya keselarasan cita-cita. Manajer penelitian pada hakikatnya ingin
membangun organisasi penelitian yang terbaik, meskipun barangkali lebih mahal
dari apa yang bisa didanai oleh perusahaan.
Masalah selanjutnya adalah bahwa orang-orang yang bekerja di bidang
penelitian sering tidak mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai bisnis
untuk menentukan arah kebijaksanaan dalam sektor penelitian secara optimal.
Rangkaian Kesatuan Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh organisasi litbang
merupakan satu kesatuan rangkaian, dimana penelitian dasar merupakan titik
awal, sementara itu pengujian produk merupakan titik akhir. Penelitian dasar
memiliki dua ciri:
1. Tidak terencana, dimana pihak
manajemen hanya membuat keputusan secara umum mengenai bagian yang harus
dieksplorasi
2. Sering kali ada tenggang
waktu yang lama antara dimulainya penelitian dengan pengenalan produk baru yang
berhasil.
Program Litbang
Program litbang terdiri dari serangkaian program ditambah
kelonggaran untuk pekerjaan yang tidak direncanakan (sebagaimana sudah
disebutkan sebelumnya), hal tersebut biasanya ditinjau setiap tahunnya oleh
manajemen senior. Tinjauan ini sering dilakukan oleh komite penelitian yang
terdiri dari CEO, direktur penelitian serta para manajer produksi dan pemasaran
(pihak yang terakhir ini dilibatkan karena merekalah yang akan menggunakan
ouput dari proyek-proyek penelitian yang sukses). Dengan demikian, program
penelitian ditentukan bukan dengan cara menghitung seluruh jumlah dari proyek
yang disetujui, namun dengan cara membagi “kue penelitian” menjadi
irisan-irisan yang tampaknya paling bernilai.
Anggaran Tahunan
Jika suatu perusahaan telah memutuskan suatu program litbang
berjangka panjang dan telah menjalankan program ini dengan sistem persetujuan
proyek, maka upaya untuk menyusun anggaran litbang per tahun akan menjadi
persoalan yang sederhana, dengan melibatkan “kalenderisasi” atas pengeluaran
yang diperkirakan selama periode anggaran.
Pengukuran Kinerja
Di banyak perusahaan, manajemen menerima dua jenis laporan mengenai
kegiatan-kegiatan litbang. Jenis laporan yang pertama membandingkan prediksi
terakhir mengenai total biaya dengan jumlah yang disetuji untuk masing-masing
proyek. Jenis laporan keuangan yang kedua terdiri dari perbandingan antara
pengeluaran yang dianggarkan dengan pengeluaran actual di masing-masing pusat
tanggung jawab. Tujuannya adalah untuk membantu para eksekutif penelitian untuk
mengantisipasi pengeluaran dan untuk memastikan bahwa komitmen pengeluaran
tersebut dipenuhi.
Pusat Pemasaran Aktivitas Logistik
Aktivitas logistik adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam
memindahkan barang dari perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan piutang yang
jatuh tempo dari para pelanggannya. Aktivitas-aktivitas ini mencakup
transportasi ke pusat distribusi, perdagangan, pengapalan dan pengiriman,
pengajuan rekening dan aktivitas yang terkait dengan fungsi kredit dan
penagihan piutang. Hamper di semua perusahaan, pekerjaan-pekerjaan dokumen yang
meliputi aktivitas-aktivitas logistik dan penagihan piutang sekarang bisa
dituntaskan secara cepat dengan biaya rendah melalui internet.
Aktivitas Pemasaran
Aktivitas pemasaran adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh pesanan. Aktivitas-aktivitas ini meliputi uji
pemasaran; pembentukan, pelatihan, dan pengawasan terhadap tenaga penjualan;
periklanan, dan promosi penjualan yang seluruhnya memiliki
karakteristik-karakteristik yang menimbulkan permasalahan pengendalian
manajemen. Secara ringkas, terdapat tiga jenis aktivitas dalam organisasi
pemasaran dan sebagai konsekuensinya, terdapat tiga jenis ukuran aktivitas.
Pertama, ada aktivitas logistik. Kedua, ada penciptaan pendapatan. Ketiga,
biaya pencarian pesanan yang merupakan beban kebijakan karena tidak seorangpun
tahu berapa persisnya jumlah optimal yang harus dikeluarkan. Konsekuensinya,
ukuran efisiensi dan efektivitas untuk biaya-biaya tersebut sangat subjektif.
Pusat Laba
Pengertian Pusat Laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
diukur berdasarkan laba (selisih antara pendapatan dan beban) yang diperoleh.
Pusat laba dapat dibentuk dengan struktur divisionalisasi, yang
memungkinkan unit utama bertanggungjawab terhadap produksi dan pemasaran
sekaligus.
Pusat laba dibentuk dengan keputusan expense and revenue trade-off.
Keputusan ini ditentukan dengan 2 kondisi, yaitu Manajer memiliki akses ke
informasi yang relevan dalam membuat keputusan dan terdapat ukuran efektivitas
atas trade-off yang dibuat manajer.
Manfaat Pusat Laba
Kualitas keputusan manajer lebih meningkat.
Kecepatan pengambilan keputusan operasional lebih cepat.
Manajer kantor pusat dapat lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang
lebih luas.
Manajer lebih bebas menunjukkan imajinasi dan inisiatifnya.
Memberikan tempat pelatihan sempurna bagi kemampuan manajerial
secara umum.
Kesadaran terhadap laba semakin meningkat.
Memberikan informasi siap pakai kepada manajemen puncak tentang
profitabilitas komponen-komponen individual perusahaan.
Output yg siap pakai membuat pusat laba sangat responsif terhadap
tekanan utk meningkatkan kinerja kompetitif.
Kondisi-Kondisi Dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba
Banyak keputusan manajemen yang melibatkan usulan untuk
meningkatkan beban dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan
yang lebih besar dalam pendapatan penjualan. Keputusan semacam ini disebut
dengan pertimbangan biaya/pendapatan (expense/revenue trade-off). Untuk dapat
mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini ke tingkat manajer yang lebih
rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi.
Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan
dalam membuat keputusan serupa.
Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitas suatu trade-off
yang dibuat oleh manajer.
Langkah utama untuk membuat pusat laba adalah menentukan titik
terendah dalam organisasi di mana kedua kondisi di atas terpenuhi.
Seluruh pusat tanggung jawab diibaratkan sebagai satu pusat
kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat tanggung jawab yang sangat jelas
merupakan pusat laba sampai pusat tanggug jawab yag bukan merupakan pusat laba.
Manajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari delegasi laba akan dapat
menutupi kerugiannya.
Manfaat Pusat Laba
Menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan itu dibuat oleh
para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
Kecepatan dalam pengambilan keputusan operasional dapat meningkat
karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian
sehingga dapat berkonsentrasi kepada hal-hal yang lebih luas.
Manajer karena hanya tunduk pada sedikit batasan dari korporat,
lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan inisiatifnya.
Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen,
maka pusat laba memberikan pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para
manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan
manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi
pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.
Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena
para manajer yang bertanggung jawab atas laba selalu mencari cara untuk
meningkatkan labanya.
Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen
puncak mengenai profitabilitas dari komponen-komponen indikator individual
perusahaan.
Karena output yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba
sangat responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
Kesulitan Dengan Pusat Laba
Selain manfaat yang diperoleh, pusat-pusat laba dapat memberikan
beberapa kesulitan:
Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen
puncak untuk mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan
pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.
Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang
lebih baik daripada manajer pusat laba pada umumnya, maka kualitas keputusan
yang diambil pada tingkat unit akan berkurang.
Perselisihan dapat meningkat karena adanya argumen-argumen mengenai
harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit
untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua atau
lebih unit bisnis.
Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit
fungsional akan saling berkompetisi satu sama lain. Peningkatan laba untuk satu
manajer dapat berarti pengurangan laba bagi manajer yang lain. Dalam situasi
yang seperti ini, seorang manajer dapat saja gagal dalam memberikan potensi
penjualan ke unit lain yang lebih tepat untuk merealisasikannya; menimbun
pegawai atau peralatan yang akan lebih baik, dari sudut pandang seluruh perusahaan,
jika digunakan ke unit lain; atau membuat keputusan produksi yang memiliki
konsekuensi biaya yang tidak diinginkan bagi unit lain.
Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya
tambahan manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan mungkin
mengakibatkan duplikasi tugas di setiap pusat laba.
Para manajer yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi
fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup untuk mengembangkan
kompetensi manajemen umum.
Mungkin ada telalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek
dengan mengorbankan profitabilitas jangka panjang.
Tidak adanya sistem yang memuaskan untuk memastikan bahwa
optimalisasi laba dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba
perusahaan secara keseluruhan.
Batasan Atas Wewenang Unit Bisnis
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena
manajer yang bertannggug jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas
pengembangan produk, proses produksi, dan pemasaran. Para manajer tersebut
berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat
dianggap bertanggung jawab atas ”laba bersih”. Meskipun demikian, wewenang
seorang manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara, yang sebaiknya dicerminkan
dalam desain dan operasi pusat laba.
Batasan dari unit bisnis lainnya. Salah satu masalah utama terjadi
ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit bisnis lain. Sangatlah
berguna untuk memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian
atas tiga jenis keputusan: (1) keputusan produk (barang atau jasa apa saja yang
harus dibuat dan dijual; (2) keputusan pemasaran (bagaimana, di mana, dan
berapa jumlah barang atau jasa yang dijual); dan (3) keputusan perolehan
(procurement) atau sourcing (bagaimana mendapatkan dan memproduksi barang atau
jasa). Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga unit bisnis
tersebut, biasanya tidak akan mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan tanggung
jawab laba dan mengukur kinerja.
Batasan dari manajemen korporat. Batasan-batasan yang dikenakan
oleh manajemen korporat dikelompokkan menjadi tiga bagian: (1) batasan yang
timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategis; (2) batasan yang timbul karena
adanya keharusan keseragaman yang diperlukan; dan (3) batasan yang timbul dari
nilai ekonomis sentralisasi.
Pusat Laba Lainnya
Contoh-contoh pusat laba lainnya selain unit-unit bisnis,
digambarkan di bawah ini.
Unit-unit fungsional. Subunit yang ada dalam unit bisnis dapat saja
terorganisasi secara fungsional. Terkadang lebih mudah untuk membuat satu atau
lebih unit fungsional, misalnya aktivitas operasi pemasaran, manufaktur, dan
jasa. Tidak ada prinsip-prisip tertentu yang menyatakan bahwa jenis unit
tertentu yang merupakan pusat laba sementara yang lainnya bukan. Keputusan
pihak manajemen untuk pusat labanya haruslah berdasarkan besar pengaruhya
(bahkan jika bukan pengendalian total) yang dilaksanaka oleh manajer unit
terhadap aktivitas yang mempengaruhi laba bersih.
Pemasaran. Pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan
membebankan biaya dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan
informasi yang relevan bagi manajer pemasaran dalam membuat trade-off
pendapatan/pengeluaran yang optimal, dan praktik standar untuk mengukur manajer
pusat laba berdasarkan probabilitasnya akan memberikan evaluasi terhadap
trade-off yang dibuat.
Manufaktur. Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, di
mana manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran
overhead. Tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah karena ukuran tersebut
tidak mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek
pekerjaannya. Oleh karena itu, di mana kinerja proses manufaktur diukur
terhadap biaya standar, dianjurkan untuk membuat evaluasi yang terpisah atas
aktivitas-aktivitas seperti pengendalian mutu, penjadwalan produk, dan
keputusan buat atau beli. Salah satu cara untuk mengukur aktivitas organisasi
manufaktur secara keseluruhan adalah dengan menjadikannya pusat laba dan
memberikan nilai berdasarkankan untuk harga jual produk dikurangi dengan
estimasi biaya pemasaran.
Unit pendukung dan pelayanan. Unit-unit pemeliharaan, teknologi
informasi, tranportasi, teknik, konsultan, layananan konsumen, dan aktivitas
pendukung sejenis dapat dioperasikan kantor pusat dan divisi pelayanan
perusahaan, atau dapat dipenuhi oleh unit bisnis itu sendiri. Unit bisnis
tersebut membebankan biaya pelayanan yang diberikan, dengan tujuan finansial
untuk menghasilkan bisnis yang mencukupi sehingga pendapatan setara dengan
pengeluaran. Perusahaan yang melakukan pembebanan “berdasarkan penggunaan”
mungkin memperlakukan unit tersebut sebagai pusat laba.
Organisasi lainnya. Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang
bertanggung jawab atas pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis
tertentu sering kali menjadi pusat laba secara alamiah. Meskipun para manajer
cabang tidak memiliki tanggung jawab manufaktur atau pembelian,
profitabilitasnya kadangkala merupakan satu ukuran unit kinerja yang paling
baik. Lebih lanjut lagi, pengukuran laba merupakan satu alat motivasi yang
sempurna.
Mengukur Profitabilitas
Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dapat
mengevaluasi sebuah pusat laba, sama halnya dalam mengevaluasi perusahaan
secara keseluruhan. Pertama adalah pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki
fokus bagaimana hasil kinerja para manajer. Pengukuran ini digunakan untuk
planning, coordinating, dan controlling kegiatan sehari-hari dari pusat laba
dan sebagai alat untuk memberikan motivasi yang tepat untuk para manajer. Yang
kedua adalah ukuran kinerja ekonomis, yang memiliki fokus bagaimana kinerja
pusat laba sebagai entitas ekonomis. Maksud dari kedua ukuran di atas berbeda
satu sama lain, sebagai contoh, laporan kinerja manajemen suatu toko cabang
dapat memperlihatkan bahwa manajer toko tersebut memiliki kinerja yang baik;
tetapi laporan kinerja ekonomisnya dapat memperlihatkan bahwa toko tersebut
kehilangan posisinya di pasar dan harus di tutup.
Jenis-jenis ukuran kinerja. Kinerja manajer pusat laba dapat
dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas sebagai berikut:
Margin kontribusi. Margin kontribusi menunjukkan rentang (spread)
antara pendapatan dengan beban variabel. Alasan utama mengapa ini digunakan
sebagai alat pengukur kinerja manajer pusat laba adalah karena beban tetap
berada di luar kendali manajer tersebut, sehingga para manajer harus memusatkan
perhatian untuk memaksimalkan margin kontribusi.
Laba langsung. Laba langsung (direct profit) mencerminkan
kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba perusahaan. Ukuran ini
menggabungkan pengeluaran seluruh pusat laba, baik yang dikeluarkan oleh atau
dapat ditelusuri langsung ke pusat laba tersebut tanpa mempedulikan apakah
pos-pos ini ada dalam kendali manajer pusat laba atau tidak. Meskipun demikian,
pengeluaran yang terjadi di kantor pusat tidak termasuk dalam penghitungan ini.
Laba yang dapat dikendalikan. Pengeluaran-pengeluaran kantor pusat
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, dapat dikendalikan dan tidak dapat
dikendalikan. Yang termasuk dalam kategori pertama adalah
pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikendalikan, pada tingkat tertentu, oleh
manajer unit bisnis, misalnya layanan teknologi informasi. Jika biaya-biaya ini
termasuk dalam sistem pengukuran, maka laba yang dihasilkan setelah dikurangi
dengan seluruh biaya yang dipengaruhi oleh manajer pusat laba tersebut.
Laba sebelum pajak. Dalam ukuran ini, seluruh overhead korporat
dialokasikan ke pusat laba berdasarkan jumlah relatif dari beban yang
dikeluarkan oleh pusat laba. Jika pusat laba dibebankan dengan sebagian
overhead korporat, maka hal ini harus dihitung berdasarkan biaya yang telah
dianggarkan, dan bukan biaya aktual, di mana kolom ”anggaran” dan ”aktual”
dalam laporan kinerja pusat laba menunjukkan jumlah yang sama untuk pos khusus
ini. Hal ini akan memberikan kepastian bahwa para manajer pusat laba tidak akan
mengeluh karena laporan kinerja mereka tidak akan menunjukkan varians dalam
alokasi overhead.
Laba bersih. Di sini, perusahaan mengukur kinerja pusat laba
domestik berdasarkan laba bersih (net income), yaitu jumlah laba bersih setelah
pajak.
Memilih metode pengakuan pendapatan yang tepat sangatlah penting.
Apakah pesanan dicatat pada saat pesanan dibuat, ketika pesanan dikirim, atau
ketika uang kas diterima? Selain keputusan ini, ada hal-hal lain yang berkaitan
dengan pendapatan umumnya yang memerlukan pertimbangan.dalam beberapa kasus dua
atau lebih pusat laba dapat berpartisipasi dalam suatu usaha penjualan yang
sukses. Idealnya setiap pusat laba harus diberikan nilai yang sesuai atas
bagiannya dalam transaksi tersebut.
Hampir semua kebingungan yang timbul dalam mengukur kinerja pusat
laba biasanya terjadi sebagai akibat dari kegagalan untuk memisahkan antara
kinerja manajer dengan pengukuran ekonomis suatu pusat laba. Jika seseorang
hanya mempertimbangkan pengukuran terhadap manajer jasa, maka solusinya sering
kali tampak nyata: para manajer harus diukur berdasarkan pos-pos yang dapat
mereka kendalikan, bahkan jika mereka tidak memiliki pengendalian penuh
terhadap pos tersebut.
Penilaian-penilaian yang berkaitan dengan pengukuran pendapatan dan
biaya harus dipertimbangkan tidak hanya berdasarkan teknik akuntansi, melainkan
yang lebih penting lagi adalah berdasarkan pertimbangan perilaku. Kuncinya
adalah memasukkan beban dan pendapatan dalam laporan manajer pusat laba yang
dipengaruhi oleh tindakan manajer tersebut, bahkan jika tidak secara penuh.
Pusat Investasi
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas
untuk mengatur investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan
Pusat Investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas
pendapatan dan biaya) serta mengelola aset yang dipergunakan untuk memperoleh
laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya berdasarkan
perbandingan antara laba yandiperoleh dengan aset (investasi) yang
dipergunakan.
Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :
1. Menyediakan informasi yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi yang digunakan oleh
manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan keputusan yang tepat.
2. Mengukur prestasi
divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
3. Menyediakan alat
perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomi.
Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi
Manajer Divisi dalam :
1. Menghasilkan laba
yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber ekonomi dan
fasilitas fisik yang digunakan.
2. Mengambil keputusan untuk menambah
investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian (return) yang memadai.
3. Mengambil keputusan untuk
melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan kembalian (return) yang
memadai.
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi.
Pertama, pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang
diperoleh dengan investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan
Return on Investmen atau ROI. Kedua,
pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA) yang
sering disebut juga sebagai residual income.
Keuntungan ROI :
1. Mendorong Manajer untuk
memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara penjualan, biaya
dan investasi yang seharusnya menjadi fokus bagi manajer investasi.
2. Mendorong efisiensi
biaya.
3. Bisa mengurangi
investasi yang berlebihan
Kelemahan ROI :
1. Manajer pusat
investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat
pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan
secara keseluruhan.
2. Mendorong Manajer pusat
investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka
penjang.
Kebaikan Residual Income :
1. Manajer pusat investasi
cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak menguntungkan ROI sehingga
tidak diterima walaupun secara perusahaan keseluruhan menguntungkan.
2. Memungkinkan penggunaan Cost
of Capital yang berbeda-beda pada jenis aktiva.
Kelemahan Residual Income : Seperti halnya ROI, Residual Income
mendorong hanya pencapaian jangka pendek, tanpa memperhatikan pencapaian jangka
panjang.
Economic Value Added
Istilah EVA pertama kali dipopulerkan oleh G. Benet Stewart dan
Joel M. Stern. EVA merupakan suatu metode untuk menentukan apakah perusahaan
telah menciptakan nilai ekonomis yang diatas atau dibawah dari biaya modal yang
dimiliki perusahaan dalam pengoperasian kekayaan yang dimilikinya.
Dalam hal investasi, EVA mampu mendorong manajer berpikir dan
bertindak yaitu memilih investasi yang memaksimumkan pengembalian dengan biaya
modal yang minimum sehingga nilai perusahaan bisa ditingkatkan (misalnya para
pemegang saham). Selain itu, factor biaya modal yang terdapat dalam EVA
mendorong manajer untuk berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modal
perusahaannya.
EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal
tahunan. Jika EVA positif, berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan.
Jika negatif, maka perusahaan sedang menghancurkan modal. EVA adalah metode
untuk mengukur kinerja atau prestasi manajer pusat investasi, yang merupakan
selisih antara Laba Operasi Setelah Pajak dengan Rata-Rata Tertimbang biaya
Modal dari Modal Total yang digunakan.
Rumus perhitungan EVA adalah:
EVA = Laba operasi setelah pajak – (rata-rata tertimbang biaya
modal x total modal yang dipakai)
Return On Investment
Return On Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh
oleh pusat investasi dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba
tersebut. Namun dalam penentuan return on investment pusat investasi timbul
masalah dalam pemilihan konsep laba dan masalah penentuan aktiva yang
dimasukkan dalam unsure investasi serta pemilihan metode penilaian aktiva yang
digunakan oleh pusat investasi. Konsep laba yang tepat digunakan sebagai pengukur
prestasi suatu pusat investasi adalah laba yang terkendali oleh divisi.
ROI = Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi = (laba operasi :
penjualan) x (penjualan : rata-rata aktiva operasi)
Atau
ROI = Margin x Perputaran
Atau
ROI = Margin x Perputaran
Bentuk Pusat Investasi
Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit
Bisnis Strategis maupun Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum
dalam menentukan keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi
juga tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi. Masalah yang timbul
pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan tolak ukur prestasi
pusat investasi.
1. Pada umumnya tujuan manajer
unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari investasi yang
ditanamkan.
2. Laba yang yang diperoleh,
berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba tersebut.
3. Makin besar modal yang
ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
Referensi :
Robert N.Anthony Vijay Govindarajan.Management Control
System, penerbit Salemba Empat,2011
Comments
Post a Comment