Asersi Dalam Laporan Keuangan
Asersi Dalam Laporan Keuangan
Tinjauan Umum
Asersi-asersi ini berhubungan dengan pengakuan
(recognition), pengukuran (measurement), penyajian (presentation),
dan pengungkapan (disclousure) dari berbagai unsur dalam laporan
keuangan. Contoh-contoh asersi:
·
Semua aset dalam laporan keuangan benar-benar ada (exist);
·
Semua transaksi penjualan telah dicatat dalam periode
terjadinya;
·
Persediaan dicantumkan dengan nilai yang tepat;
·
Utang merupakan kewajiban entitas;
·
Semua transaksi yang dicatat, terjadi dalam periode
berjalan;
·
Semua jumlah (amounts) disajikan dengan tepat (properly
presented) dan diungkapkan (dengan penjelasan yang memadai) dalam laporan
keuangan.
Penjelasan Mengenai Asersi
Tabel 7-1
Asersi untuk jenis transaksi
Asersi
|
Penjelasan
|
Occurrence
|
Transaksi dan peristiwa yang sudah dicatat, memang terjadi dan merupakan
transaksi dan peristiwa dari entitas yang bersangkutan.
|
Completeness
|
Semua transaksi dan peristiwa yang seharusnya dicatat, memang sudah
dicatat.
|
Accuracy
|
Angka-angka, jumah-jumlah, dan data lain yang terkait dengan transaksi
dan peristiwa yang dicatat, sudah dicatat dengan akurat.
|
Cut-off
|
Transaksi dan peristiwa dicatat dalam periode akuntansi yang benar.
|
Classification
|
Transaksi dan peristiwa dicatat dalam akun yang benar.
|
Tabel 7-2
Asersi untuk Saldo Akun
Asersi
|
Penjelasan
|
Existence
|
Asset, kewajiban, ekuitas benar ada.
|
Rights and obligations
|
Entitas memiliki dan menguasai asset, dan utang
merupakan kewajiban entitas.
|
Completeness
|
Semua asset, kewajiban, dan ekuitas yang seharusnya
dicatat sudah dicatat.
|
Valuation and allocation
|
Asset, kewajiban, dan entitas dicantumkan dalam
laporan keuangan dalam jumlah yang benar (appropriate amounts), dan
semua penyesuaian (adjustments) untuk pnilaian (vauation) dan
alokasi (allocation) telah dicatat dengan benar.
|
Tabel 7-3
Asersi tentang Penyajian & Pengungkapan
Asersi
|
Penjelasan
|
Occurrence, rights, and obligations
|
Transaksi, peristiwa, dan hal-hal lain yang sudaah
diugkapkan dalam laporan keuangan, memang terjadi dan berkaitan dengan
entitas yang bersangkutan.
|
Completeness
|
Semua pengungkapan yang seharusnya dicantumkan,
memang sudah dicanumkan dalam laporan keuangan.
|
Classification and understandabiliy
|
Informasi keuangan disajikan dan dijelaskan dengan tepat, dengan
pengungkapan dinyatakan dengan jelas.
|
Accuracy and valuation
|
Informasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan
dengan wajar (fairly disclosed) dan jumlah yang benar (appropriate
amounts).
|
Asersi Gabungan
Tabel 7-6
Penjelasan Asersi Gabungan
Asersi Gabungan
|
Penjelasan
|
C-Completeness
|
Segala
sesuatu yag harus dicatat atau diungkapkan dalam laporan keuangan, telah
dicakup.
Tidak ada
aset, utang dan kewajiban, transaksi yang belum dicata atau diungkapkan;
tidak ada catatan dala laporan keuangan, yang hilang/dihilangkan atau tidak
engkap.
|
E-Existence
|
Segala
sesuatu yang harus dicatat atau diungkapkan dalam laporan euangan, memang ada
pada tanggal yang bersangkutan, dan memang harus dicakup.
Aset, utang
dan kewajiban, transaksi, dan hal-hal lain dalam catatan laporan keuangan,
memang ada, terjadi, dan tekait dengan entitas.
|
A-Accuracy and cut-off
|
Semua
kewajiban, pendapatan, beban, dan hak atas asset (yang dikuasai atau dibawah
pengendalian) merupakan kewajiban atau kekayaan entitas dan telah dicatat
dalam jumlah yang benar dan dialokasikan ke periode yang benar. Juga telah
dilakukan pengklasifikasian dan pengungkapan yang benar dalam aporan
keuangan.
|
V-Valuation
|
Asset,
kewajiban, dan ekuitas dicatat dalam jumlah atau nilai (at the appropriate
value) dalam laporan keuangan.
Penyesuaian
(adjustments) untuk penilaian atau alokasi yang diperlukan karena
sifanya atau sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterapkan, telah dicatat
sebagaimana mestinya.
|
Asersi dalam Auditing
Auditor wajib mengidentifikasikan dan
menilai risiko salah saji pada:
a) Tingkat laporan keuangan
b) Tingkat asersi untuk transaksi, saldo akun,
dan pengungkapan untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
Penilaian Risiko di Tingkat Laporan
Keuangan
Risiko salah saji yang material pada
tingkat laporan keuangan, cenderung bersifat pervasive (tersebar luas) dan
karenanya mencakup semua asersi.
Penilaian Risiko di Tingkat Asersi
Risiko pada tingkat asersi berkaitan dengan
saldo dari akun tertentu (secara individu) pada saat tertentu (misalnya akhir
tahun), atau untuk transaksi tertentu (misalnya dalam tahun buku bersangkutan),
dan berkenaan dengan penyajian dan pengungkapan tertentu dalam laporan
keuangan.
Auditor menggunakan asersi untuk:
·
Menentukan jenis risiko salah saji yang bisa terjadi;
·
Menilai seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko
salah saji yang material; dan
·
Merancang prosedur audit selanjutnya (further audit
procedures) sebagai jawaban atau tanggapan terhadap risiko yang dinilai (responsive
to the assessed risks).
Apa Jenis Risiko Salah Saji?
·
Apakah asset memang ada?(existence)
·
Apakah entitas memiliki asset tersebut?(rights and
obligations)
·
Apakah transaksi penjualan dicatat dengan benar?(completeness)
·
Apakah saldo persediaaan di-adjust untuk barang
yang lambat perputarannya (slow-moving) dan usang (obsolete)?(valuation)
·
Apakah saldo utang sudah meliputi semua kewajiban pada
akhir periode?(completeness)
·
Apakah transaksi dicatat dalam periode yang benar?(cut-off)
·
Apakah jumlah yang benar disajikan dan diungkapkan
dalam laporan keuangan?(accuracy)
Seberapa Besar Kemungkinan Terjadinya Risiko
itu?
Risiko salah saji yang materia merupakan
kombinasi dari risiko bawaan (inherent risk) dan risiko pengendalian (control
risk).
Apa Prosedur Audir Selanjutnya?
Langkah terakhit ialah merancang prosedur
audit yang menjawab assessed risk untuk setiap asersi terkait.
Comments
Post a Comment