Piagam Madinah

Makalah Studi Kepemimpinan Islam
Description: image003.gifPiagam Madinah








Oleh :
Kelompok 3
Yuli Susilo                                          11312301
M Wahid Murniawan                          11312529
Aprilia Triyani NS                               12312401
Mochammad Faishal Hakim               13312001
Wiwid Aprilianingrum                        13312066
Fakhrul Arifin                                     13312136
Dara Septiana                                      13312191
Annissa Linggapuri                             13312215
Viera Enjang Sumekarningrum           13312388
Nabila Noor Puteri                              13312413
Windy Arum Sasmira                         13312417
Merryzsa Septerie Anitha                   13312506

Universitas Islam Indonesia
Mei 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan kami rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan tugas ini dengan semaksimal mungkin. Tak lupa kami berterimakasih kepada bapak pembimbing mata kuliah Studi Kepemimpinan Islam, Bapak Subhi Mahmashony Harimurti.
Isi dari makalah Piagam Madinah ini mengenai penjelasan Piagam Madinah itu sendiri, sejarah mengapa diciptakan Piagam Madinah, dan isi dari Piagam Madinah.
Dalam penulisan makalah ini, kami masih merasa belum sempurna. Sehingga, kami butuh kritik dan saran dari teman-teman maupun bapak / ibu pembimbing agar makalah ini menjadi lebih baik.
Kami berharap semoga makalah Piagam Madinah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.


Yogyakarta, Mei 2015



Kelompok 3





Piagam Madinah
Piagam madinah (Shahifatul Madinah) juga dikenal dengan sebutan Konstitusi Madinah ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yatsrib (kemudian bernama madinah) pada tahum 622 M. Dokumen teersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani  A’us  dan Bani Khazraj di Madinah. Untuk itu dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kaum Muslim, Yahudi dan komunitas-komunitas Madinah, sehingga membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut Ummah.

A.   Sejarah Piagam Madinah
Yatsrib adalah nama kuno dari Madinah al Munawwarah, wilayahnya merupakan daerah oasis penghasil kurma unggul dan gandum, mempunyai tanah yang subur dan air yang berlimpah serta dikelilingi dari setiap penjurunya oleh batu-batu volkanis hitam.
Sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW, penduduk Madinah hidup secara berkelompok, berpuak-puak, bermusuhan antara satu sama lain dan saling membenci. Semangat asabiyyah dan kabilah yang kuat dalam diri mereka menyebabkan tiada suatu azas yang dapat menyatukan semua bangsa di Madinah. Mereka sangat bermegah dengan keturunan masing-masing dan memandang rendah kepada kabilah lain. Dengan adanya semangat asabiyyah tersebut menyebabkan mereka sering bergaduh hanya semata-mata untuk mendapat nama, kuasa pengaruh dan harta benda. Selain itu, mereka juga sanggup menyerang kabilah lain dengan sebab dan musabab yang kecil di tambah pula dengan kelicikan puak Yahudi yang sengaja menyemai permusuhan di antara suku Aus dan Khazraj. Keadaan penyatuan di Madinah semakin rumit apabila muncul pula kaum Quraisy yang beragama Islam (Muhajirin) yang berhijrah ke Madinah. Hal ini merupakan tantangan utama Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin negara untuk membentuk sebuah masyarakat baru yang bersatu padu dan mampu bekerjasama di bawah prinsip-prinsip Islam.
Masyarakat Madinah pada ketika itu terdiri daripada berbagai suku, kaum, kabilah seperti suku Aus dan Khazraj, golongan Quraisy dari Makkah, orang Yahudi dan Nasrani. Dan secara sosiologis penduduk Madinah terbagi ke dalam 4 kelompok yaitu :
1.      Yang pertama adalah umat Muslim Muhajirin yang berhijrah dari Makkah.
2.      Kelompok kedua adalah Anshar yakni penduduk Muslim pribumi Madinah.
3.      Kelompok ketiga adalah pemeluk Yahudi yang secara garis besar terdiri atas beberapa suku; Qainuqa`, Nadhir, dan Quraizhah.
4.      Yang terakhir ialah komunitas pemeluk tradisi nenek moyang atau penganut paganisme (penyembah berhala).
Keadaan ini memerlukan Nabi Muhammad SAW melaksanakan satu langkah dan kaedah yang menjadi azas untuk menyatukan mereka semua. Antara langkah yang telah disusun oleh Nabi Muhammad SAW untuk dilaksanakan sebagai cara bagi menyatukan penduduk Madinah ialah dengan pembinaan Masjid al-Nabawi, mempersaudarakan golongan Ansar dan Muhajirin dan mengadakan perjanjian dengan penduduk Madinah yaitu pembentukan Piagam Madinah.
Pembentukan Piagam Madinah sebagai azas kepada perpaduan di kalangan masyarakat Madinah. Ini kerana perjanjian tersebut melibatkan berbagai lapisan masyarakat yang berbeda dari aspek keagamaan dan kebudayaan. Oleh itu, Rasulullah telah menggunakan pendekatan Wasatiyyah dalam pembentukan Piagam Madinah yang dilihat dapat menyatupadukan masyarakat yang berlatar belakangkan agama yang berbeda di bawah satu tampuk pemerintahan. Pembentukannya berjaya menentukan hak-hak orang-orang Islam dan penduduk tempatan di samping mewujudkan persepahaman dengan orang-orang bukan Islam terutamanya Yahudi. Umumnya Piagam Madinah telah menentukan kedudukan Nabi Muhammad SAW dan penduduk Madinah yang terdiri daripada masyarakat Islam, Yahudi dan Musyrikin. Ia menyusun pembentukan sebuah negara kota serta menggariskan hak, tanggungjawab dan peraturan di antara penduduk berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Melalui Piagam Madinah yang dibina melalui pendekatan Wasatiyyah, kesejahteraan dan keamanan dapat dikekalkan meskipun terdapat segelintir pihak (Yahudi) yang mencoba mengingkarinya.


B.   Sejarah Penulisan Piagam Madinah
Berkenaan dengan waktu penyusunan naskah piagam yang disebut oleh Nabi sebagai shahîfah dan kitâb, tidak didapatkan data tentang ketentuan waktu dan tanggal secara pasti. W. Montgomery Watt mengungkapkan bahwa Wellhausen berpendapat sebelum perang Badr. Hubert Grimme mengatakan sesudah perang Badr. Watt menguatkan pendapat pertama. Ia mengutip pendapat Wellhausen bahwa dimasukkannya golongan Yahudi ke dalam ummah adalah argumen penting untuk menentukan dokumen itu dibuat sebelum Badar. Jika dilihat dari pertemuan-pertemuan di lingkungan Muhajirin dan Anshar, dan keakraban Nabi Muhammad SAW dengan golongan Yahudi, diduga kuat bahwa dokumen itu dibuat sebelum perang Badar.
Penulis kitab as Sîratun Nabawiyah as Shahîhah mengatakan : “Pendapat yang kuat mengatakan bahwa piagam ini pada dasarnya terdiri dari dua piagam yang disatukan oleh para ulama ahli sejarah. Yang satu berisi perjanjian dengan orang-orang Yahudi dan bagian yang lain menjelaskan kewajiban dan hak kaum muslimin, baik Anshâr maupun Muhâjirîn. At Thabariy rahimahullah mengatakan : “Setelah selesai perang Badar, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tinggal di Madinah. Sebelum perang Badar berkecamuk, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah membuat perjanjian dengan Yahudi Madinah agar kaum Yahudi tidak membantu siapapun untuk melawan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, jika ada musuh yang menyerang beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah, maka kaum Yahudi harus membantu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah Rasulullah berhasil membunuh orang-orang kafir Quraisy dalam perang Badar, kaum Yahudi mulai menampakkan kedengkian dan mulai melanggar perjanjian.”.
Sedangkan kisah yang dibawakan dalam Sunan Abu Daud rahimahullah yang menceritakan, bahwa setelah pembunuhan terhadap Ka’ab bin al Asyrâf (seorang Yahudi yang sering menyakiti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah) dan orang-orang Yahudi dan musyrik Madinah mengeluhkan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajak mereka untuk membuat sebuah perjanjian yang harus mereka patuhi. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menulis perjanjian antara kaum Yahudi dan kaum muslimin.
Ada kemungkinan ini adalah penulisan ulang terhadap perjanjian tersebut. Dengan demikian, kedua riwayat tersebut bisa dipertemukan, riwayat pertama yang dibawakan oleh para ahli sejarah yang menyatakan kejadian itu sebelum perang Badar dan riwayat kedua yang dibawakan oleh Imam Abu Daud rahimahullah yang menyatakan kejadian itu setelah perang Badar.

C.   Piagam Madinah
Berikut isinya, lengkap dengan teks asli berbahasa Arab :
صحيفة المدينة
(Piagam Madinah)
بسم الله الرحمن الرحيم
هذا كتاب من محمد النبي صلىالله عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب ومن تبعهم فلحق بهم وجاهد معهم.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ini adalah piagam dari Muhammad Rasulullah SAW, di kalangan mukminin dan muslimin (yang berasal dari) Quraisy  dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.
١انهم امة واحدة من دون الناس.
Pasal 1
Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komuitas) manusia lain.
٢. المهاجرون من قر يش على ربعتهم يتعاقلون بينهم اخذالدية واعطائها وهم يفدون عانيهم بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 2
Kaum muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin.
٣. وبنوعوف على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 3
Banu Auf sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.
٤. وبنوساعدة علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 4
Banu Sa’idah sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.
٥. وبنو الحرث على ربعتهم يتعاقلون الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين


Pasal 5
Banu Al-Hars sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.
٦. وبنوجشم علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 6
Banu Jusyam sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.
٧. وبنو النجار علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

Pasal 7
Banu An-Najjar sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.
٨. وبنو عمرو بن عوف علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

Pasal 8
Banu ‘Amr bin ‘Awf sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.
٩. وبنو النبيت علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 9
Banu Al-Nabit sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.
١٠. وبنو الاوس علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 10
Banu Al-‘Aws sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan  baik dan adil di antara mukminin.
١١. وان المؤمنين لايتركون مفرجا بينهم ان يعطوه بالمعروف فى فداء اوعقل.



Pasal 11
Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang diantara mereka tetapi membantunya dengan baik dalam poembayaran tebusan atau diat.
١٢. ولا يحالـف مؤمن مولى مؤمن دونه.
Pasal 12
Seorang mukmin tidak diperbolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya.
١٣. وان المؤمنين المتقين على من بغى منهم او ابتغى د سيعة ظلم اة اثم اوعدوان او فساد بين المؤمنين وان ايديهم عليه جميعا ولو كان ولد احدهم.
Pasal 13
Orang-orang mukmin yang taqwa harus menentang orangyang diantara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim , jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka.
١٤. ولا يقتل مؤمن مؤمنا فى كافر ولا ينصر كافرا على مؤمن.
Pasal 14
Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu orang kafir untuk (membunuh)  orang beriman.
١٥. وان ذمة الله واحدة يحيد عليهم اد ناهم وان المؤمنين يعضهم موالي بعض دون الناس.
Pasal 15
Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak bergantung kepada golongan lain.
١٦. وانه من تبعنا من يهود فان له النصر والاسوة غير مظلومين ولا متناصر عليهم.
Pasal 16
Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang olehnya.
١٧. وان سلم المؤمنين واحدة لا يسالم مؤمن دون مؤمن في قتال في سبيل الله الا على سواء وعدل بينهم.



Pasal 17
Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.
١٨. وان كل غازية غزت معنا يعقب بعضها بعضا.
Pasal 18
Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu membahu satu sama lain.
١٩. وان المؤمنين يبئ بعضهم على بعض بـمانال دماءهم فىسبيل الله وان المؤمنين والمتقين على احسن هدى واقومه.
Pasal 19
Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus.
٢٠. وانه لايجير مشرك مالا لقر يش ولانفسا ولايحول دونه على مؤمن.
Pasal 20
Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang beriman.
٢١. وانه من اعتبط مؤمنا قتلا عن بينة فانه قودبه الا ان يرضى ولي المقتول وان المؤمنين عليه كافة ولايحل لهم الاقيام عليه.
Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.
٢٢. وانه لا يحل لمؤمن أقر بما فى هذه الصحيفة وآمن بالله واليوم الآخر ان ينصر محدثا ولا يـؤوية وانه من نصره او آواه فان عليه لعنة الله وغضبه يوم القيامة ولايـؤخذ منه صرف ولاعدل.

Pasal 22
Tidak dibenarkan orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dari Allah pada hari kiamat, dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.
٢٣. وانكم مهما اختلفتم فيه من شيئ فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلى الله عليه وسلم
Pasal 23
Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla dan (keputusan) Muhammad SAW.
٢٤. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين ماد اموا محاربين
Pasal 24
Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.
٢٥. وان يهود بني عوف امة مع المؤمنين لليهود دينهم وللمسلمين دينهم مواليهم وانفسهم الا من ظلم واثم فانه لا يـوتخ الا نفسه واهل بيته.

Pasal 25
Kaum Yahudi dari Bani ‘Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarga.
٢٦. وان ليهود بنى النجار مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 26
Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
٢٧. وان ليهود بنى الحرث مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 27
Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
٢٨. وان ليهود بنى ساعدة مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 28
Kaum Yahudi Banu Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
٢٩. وان ليهود بنى جشم مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 29
Kaum Yahudi Banu Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
٣٠. وان ليهود بنى الاوس مثل ماليهود بنى عوف
Pasal 30
Kaum Yahudi Banu Al-‘Aws diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
٣١. وان ليهود بنى ثعلبة مثل ماليهود بنى عوف الامن ظلم واثم فانه لا يوتخ الانفسه واهل بيته.
Pasal 31
Kaum Yahudi Banu Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
٣٢. وان جفنه بطن ثعلبه كأ نفسهم
Pasal 32
Kaum Yahudi Banu Jafnah dari Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
٣٣. وان لبنى الشطيبة مثل ماليهود بنى عوف وان البر دون الاثم
Pasal 33
Kaum Yahudi Banu Syutaibah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.
٣٤. وان موالي ثعلبه كأنفسهم
Pasal 34
Sekutu-sekutu Sa’labah diperlakukan sama seperti mereka (Banu Sa’labah).
٣٥. وان بطانة يهود كأنفسهم
Pasal 35
Kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti mereka (Yahudi).
٣٦. وانه لا يخرج احدمنهم الا باذن محمد صلىالله عليه وسلم وانه لا ينحجرعلى ثار جرح وانه من فتك فبنفسه فتك واهل بيته الا من ظلم وان الله على ابرهذا.
Pasal 36
Tidak seorang pun dibenarkan (untuk berperang), kecuali seizin Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi  (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesunggunya Allah sangat membenarkan ketentuan ini.
٣٧. وان على اليهود نفقتهم وعلى المسلمين نفقتهم وان بينهم النصرعلى من حارب اهل هذه الصحيفة وان بينهم النصح والنصيحة والبر دون الاثم وانه لم يأثم امرؤ بـحليفه وان النصر للمظلوم.

Pasal 37
Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi mauk muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu membantu dalam menghadapi musuh piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasehat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.
٣٨. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين مادا موا محاربين.
Pasal 38
Kaum Yahudi memikul bersama mukiminin selama dalam peperangan.
٣٩. وان يثرب حرام جوفهالاهل هذه الصحيفة.
Pasal 39
Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya haram (suci) bagi warga piagam ini.
٤٠. وان الجار كالنفس غير مضار ولااثم.
Pasal 40
Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat.
٤١. وانه لا تجارحرمة الا باذن اهلها
Pasal 41
Tidak boleh jaminan diberikan kecuali seizin ahlinya.
٤٢. وانه ما كان بين اهل هذه الصحيفة من حدث واشتجار يخاف فساده فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلىالله عليه وسلم وان الله على اتقى ما فى هذه الصحيفة وابره.

Pasal 42
Bila terjadi suatu persitiwa atau perselisihan di antara pendukung piagam ini, yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla, dan (keputusan) Muhammad SAW. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi piagam ini.
٤٣. وانه لاتجار قريش ولا من نصرها
Pasal 43
Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy (Mekkah) dan juga bagi pendukung mereka.
٤٤. وان بينهم النصر على من دهم يثرب.
Pasal 44
Mereka (pendukung piagam) bahu membahu dalam menghadapi penyerang kota Yatsrib.
٤٥. واذا دعوا الى صلح يصالحونه (ويلبسونه) فانهم يصالحونه ويلبسونه وانهم اذا دعوا الى مثل ذلك فانه لهم علىالمؤمنين الا من حارب فى الدين على كل اناس حصتهم من جابنهم الذى قبلهم.


Pasal 45
Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan) memenuhi perdamaian serta melaksankan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.
٤٦. وان يهود الاوس مواليهم وانفسهم على مثل مالاهل هذه الصحيفة مع البر الحسن من اهل هذه الصحيفة وان البر دون الاثم.
Pasal 46
Kaum Yahudi Al-‘Aws, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung piagam ini, dengan perlakuan yang baik dan penuh dari semua pendukung piagam ini. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan). Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah palingmembenarkan dan memandang baik isi piagam ini.
٤٧. ولا يكسب كاسب الاعلى نفسه وان الله على اصدق فى هذه الصحيفة وابره وانه لا يحول هذا الكتاب دون ظالم وآثم. وانه من خرج آمن ومن قعد آمن بالمدينة الا من ظلم واثم وان الله جار لمن بر واتقى ومحمد رسول الله صلى الله عليه وسلم
Pasal 47
Sesungguhnya piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat. Orang yang keluar (bepergian) aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa. Dan Muhammad Rasulullah SAW
مقتطف من كتاب سيرة النبي ص.م. الجزء الـثانى ص 119-133 لابن هشام (أبى محمد عبد المـلك) المتوفى سنة 214 هـ.
Dikutip dari kitab Siratun-Nabiy saw., juz II, halaman 119-133, karya Ibnu Hisyam (Abu Muhammad Abdul malik) wafat tahun 214 H.





D.   Isi dari Piagam Madinah :
a)      Butir - butir piagam yang berhubungan dengan kaum muslimin
·         Kaum mukminin, baik yang berasal dari Quraisy maupun Yatsrib, dan orang - orang yang mengikuti mereka, bergabung dengan mereka, dan berjihad bersama mereka, adalah satu umat, yang berbeda dari umat manusia lainnya.
·         Setiap kelompok dari kaum Mukminin (Muhajirin, Bani Sa'idah, dari Aus) boleh tetap berada dalam kebiasaan mereka yaitu tolong menolong dalam membayar diat diantara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara baik dan adil diantara Mukminin. Sesungguhnya kaum Mukminin tidak boleh membiarkan orang yang menanggung beban berat (karena memiliki keluarga besar dan hutang diantara mereka) namun mereka harus membantunya dengan baik dalam pembayaran tebusan atau diyat.
·         Orang - orang mukmin yang bertakwa harus menentang orang yang dzalim diantara mereka. Kekuatan mereka bersatu  dalam menentang yang dzalim, meskipun yang dzalim adalah anak dari salah satu seorang diantara mereka.
·         Jaminan Allah itu satu. Allah memberikan jaminan sampai kepada kaum muslimin yang paling rendah sekalipun. Dan sesungguhnya mukminin itu saling membantu diantara mereka, tidak dengan yang lain.
·         Sesungguhnya kaum Yahudi yang mengikuti kaum mukminin berhak mendapatkan pertolongan dan santunan, selama kaum Yahudi ini tidak mendzalimi kaum muslimin dan tidak bergabung dengan musuh dalam memerangi kaum muslimin.
b)      Butir - butir piagam yang berhubungan dengan kaum Musyrikin
·         Kaum Musyrik Madinah tidak boleh melindungi harta atau jiwa kaum Kafir Quraisy (Makkah) dan juga tidak boleh menghalangi kaum Muslimin darinya.
·         Orang - orang Quraisy dan para sekutunya memiliki hak untuk berdamai jika mereka memintanya, Kecuali orang yang memerangi Islam dari mereka.
·         Orang - orang kafir Quraisy tidak diberi jaminan keamanan, dan begitu pula yang membantu mereka.
c)      Butir - butir piagam yang berhubungan dengan kaum Yahudi
·         Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.
·         Kaum Yahudi dari Bani 'Auf adalah satu umat dengan mukminin. Kaum Yahudi berhak atas agama, budak - budak dan jiwa - jiwa mereka. Ketentuan ini juga berlaku bagi kaum Yahudi yang lain yang berasal dari Bani Najjar, Bani Harits dan kedudukan dari kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti mereka (Yahudi).
·         Tidak ada seorang Yahudi pun yang dibenarkan ikut berperang, kecuali dengan ijin Nabi Muhammad SAW.
·         Kaum Yahudi berkewajiban menanggung biaya perang mereka dan kaum Muslimin juga berkewajiban menanggung biaya perang mereka sendiri. Kaum Muslimin dan Yahudi harus saling membantu dalam menghadapi orang yang memerangi pendukung piagan ini, dan mereka juga harus saling memberi nasehat serta membela pihak yang tedzalimi.
d)     Butir - butir piagam yang berhubungan dengan kepentingan umum
·         Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya haram (suci) bagi warga pendukung piagam ini. Dan sesungguhnya orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak melakukan sesuatu yang membahayakan dan tidak khianat. Jaminan tidak boleh diberikan kecuali dengan seijin pendukung piagam ini.
·         Bila terjadi suatu peristiwa atau perselisihan diantara pendukung piagam ini, yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada Allah SWT, dan Muhammad SAW.
·         Para pendukung piagam harus saling membantu dalam menghadapi musuh yang menyerang kota Yatsrib.
·         Orang yang keluar (berpergian) aman, dan orang berada di Madinah juga aman, kecuali orang yang dzalim dan khianat. Dan Allah SWT adalah penjamin bagi orang yang baik dan bertakwa, dan Muhammad Rasulullah SAW.

E.   Pelajaran Dari Piagam Madinah
1.      Piagam ini dianggap sebagai peraturan tertulis pertama di dunia
2.      Para ulama tidak mengatakan bahwa diantara hukum-hukum yang tercantum dalam piagam ini ada yang di nasakh kecuali perjanjian dengan Yahudi atau non muslim dengan tanpa kewajiban membayar jizyah (pajak). Hukum ini terhapus dengan firman Allah Azza wa Jalla dalam Surat at Taubah/9 : 29
3.      Sebagian para ulama mengatakan bahwa hubungan kaum muslimin dengan Yahudi yang terdapat dalam piagam tersebut sejalan dengan firman Allah dalam al Qur’an Surat al Mumtahanah/60 : 8.

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ

Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
4.      Piagam ini telah mengatur berbagai sisi kehidupan umat
5.      Dalam piagam ini terdapat landasan perundang-undangan, misalnya :
·         Pembentukan umat berdasarkan aqidah dan agama sehingga mencakup seluruh kaum muslimin dimanapun berada
·         Pembentukan umat atau jama’ah berdasarkan tempat tinggal, sehingga mencakup muslim dan non muslim yang tinggal disana
·         Adanya persamaan dalam pergaulan secara umum
·         Larangan melindungi pelaku kriminal
·         Larangan bagi kaum Yahudi untuk ikut berperang kecuali dengan ijin Muhammad SAW
·         Larangan perbuatan dzalim pada harta, kehormatan dan lain sebagainya
·         Larangan melakukan perjanjian damai secara pribadi dengan musuh
·         Larangan melindungi pihak musuh
·         Keharusan ikut andil dalam pembiayaan yang diperlukan dalam rangka membela Negara
·         Keharusan membayar diyat dari yang melakukan pembunuhan
·         Tebusan tawanan
·         Melestarikan kebiasaan yang baik
















Daftar Pustaka






Comments

Popular posts from this blog

suwardjono BAB 9 BIAYA

Kasus 6-4 Medoc Company

Diskusi Tim Audit